Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup, Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikannya. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca Koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingakan dengan makhluk lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya.
Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadanya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirnya.
Dalam kehidupan ini untuk mencapai keinginan yang dituju manusia harus melakukan pengorbanan yang terkadang pengorbanan itu membuat manusia menderita.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia, bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya, penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkan. Sedangkan penderitaan psikis yang dihadapinya, para ahli lebih banyak membantu saja.
Contohnya adalah seorang mahasiswa harus belajar dan rajin untuk masuk kuliah apabila dia menginginkan nilai yang bagus, sehingga mahasiswa tersbut haru belajr lebih keras.
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya karena tidak tahan atas penderitaan yang diberikan Tuhan, ada pula karena seseorang memang telah ingkar dari jalan suci Tuhan. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Opini:
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kebahagiaan. Oleh karena itu, penderitaan sangat bermanfaat bagi manusia.
Sumber
http://setdjadi30.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar